Tuesday 2 July 2013

Perbedaan Software Freeware, Shareware, Open Source dan Free Software




Anda pasti sudah mengetahui beberapa jenis software, seperti freeware, shareware, open source, dan free software. Namun, seringkali orang tidak mengetahui perbedaannya. Berikut ini akan diberikan penjelasan tentang perbedaan software-software tersebut.




1. Freeware
 
Freeware adalah sebuah software komputer gratis dan dapat digunakan tanpa ada batasan waktu.
Para pengembang perangkat gratis seringkali membuat perangkat gratis untuk disumbangkan kepada komunitas dengan tetap mempertahankan hak mereka sebagai pengembang, serta memiliki hak kontrol terhadap pengembangan selanjutnya.
Bila para pemrogram telah memutuskan untuk berhenti mengembangkan produk software-nya, biasanya mereka akan memberikan source code-nya kepada pemrogram lain atau mengedarkan source code itu kepada masyarakat umum dan menjadikan software tersebut sebagai Freeware (Free Software atau Open Source).


2. Shareware
 
Shareware adalah salah satu metode pemasaran software secara komersial sehingga software tersebut didistribusikan secara gratis. Kebanyakan software Shareware itu didistribusikan melaui internet dan dapat di-download secara gratis atau melalui majalah-majalah komputer.

Istilah lain Shareware adalah Trialware atau Demoware. Artinya, Anda dapat mencobanya terlebih dahulu sebelum membeli. Fitur-fitur pada software Shareware sering belum mencerminkan keseluruhan fitur yang akan didapatkan, daripada ketika pengguna telah membeli software tersebut. Namun, beberapa Shareware telah memberikan semi fiturnya. Umumnya, software Shareware hanya bisa dijalankan pada periode waktu tertentu atau dibatasi dengan jumlah pengguna tertentu dan setelah itu, software tersebut akan terkunci.

Bila merasa tidak suka dan tidak ingin menggunakan software Shareware tersebut, pengguna dapat segera menghapus program tersebut dari komputer. Namun, apabila merasa cocok dan ingin terus menggunakannya, pengguna dapat membeli software aplikasi tersebut untuk memperoleh serial number-nya. Untuk menggunakan serial number, pengguna harus memasukannya ke software Shareware. Jika telah valid, software yang tadinya terkunci akan terbuka dan dapat digunakan tanpa batasan.

Baik program Freeware maupun Shareware, banyak bertebaran di internet, bahkan jumlahnya mencapai ribuan. Di satu sisi, hal ini menguntungkan penggunanya, tetapi di sisi lain juga menimbulkan kekhawatiran karena banyak program Freeware atau Shareware yang memliki kualitas tidak sempurna dan sering disisipi Adware, Cokies, dan lain-lain.

3. Open Source

   Dalam dunia software, istilah free software lebih sering dimaknai sebagai "Perangkat lunak bebas" ketimbang "Perangkat lunak gratis". Alasannya adalah istilah gratis lebih sering mengacu pada sebuah angkat harga dan tidak mengacu pada kebebasan. Padahal, kebebasan ini meliputi:
  • Kebebasan untuk menjalankan suatu program untuk berbagai tujuan.
  • Kebebasan untuk mempelajari tentang cara kerja program tersebut.
  • Kebebasan untuk mengatur kebutuhan sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
  • Kebebasan untuk menyebarluaskan hasil salinan program tersebut sehingga dapat membantu sesama pengguna.
  • Kebebasan untuk meningkatkan kinerja program.

Untuk mewujukan kebebasan itu, semua software yang dinyatakan sebagai Software Bebas wajib untuk disebarluaskan di bawah lisensi General Public License (GPL). Agar dapat disebut sebagai Software Bebas (free software), sebuah software harus menyediakan Source Code yang dapat diakses dan dimodifikasi sendiri oleh penggunanya. Source Code adalah kode-kode dalam suatu bahasa pemrograman yang membentuk software sebelum software tersebut di-compile. Software semacam ini disebut software Open Source. Software Bebas berbeda dengan software Shareware dan Freeware. Meskipun tersedia secara gratis, Shareware dan Freeware bukanlah Software Bebas. Para pembuat Shareware sebenarnya tidak berniat untuk mengratiskan software buatannya, tetapi mereka hanya ingin memberi kesempatan kepada pengguna untuk mencobanya selama periode tertentu sebelum pengguna memutuskan untuk membeli versi komersialnya. Para pembuat Freeware memang mengratiskan program pembuatannya, tetapi mereka tidak menyediakan Source Code-nya dan artinya, yakni mereka tidak menyediakan akses bagi pengguna untuk melakukan modifikasi terhadap programnya.

Hal yang sering menimbulkan kerancuan adalah pengertian antara Open Source dan Software Bebas. Terkadang Anda menemui kedua istilah ini dicampuradukkan, padahal keduanya berbeda. Boleh saja bila sebuah software Open Source diakui fabiah Software Bebas, tetapi permasalahannya hanya terletak pada Source Code-nya, yaitu bisa dibuka atau tidak dan tersedia bebas atau tidak. Ketersediaan Source Code ini sebenarnya hanya digunakan sebagai alasan untuk memudahkan developer dalam mengembangkan software untuk sistem operasi yang bersangkutan. Sebaliknya, sistem operasi seperti Linux adalah software bebas yang definitive karena selain Source Code-nya telah terbuka, tetapi juga bisa dimodifikasi oleh penggunanya.

1 komentar:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com