Saturday 6 July 2013

Jendela Motivasi




Arti Sebuah Kepemimpinan

Alexander The Great, atau yang lebih dikenal juga dengan nama Iskandar Zulkarnaen, adalah raja Romawi yang sangat terkenal dengan kepemimpinannya.
Suatu waktu Alexander The Great memimpin pasukannya melintasi gurun pasir yang panas dan kering. Setelah hampir dua minggu berjalan, ia dan pasukannya kelelahan dan hampir mati karena kehausan. Tetapi Alexander tetap memimpin pasukannya untuk terus berjalan penuh semangat.
Pada siang yang terik, dua orang pasukannya datang menemui Alexander dengan membawa semangkuk air yang telah kerontang. Kolam air itu kering dan hanya ada sedikit ait yang tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh pasukan. Melihat hal ini, Alexander membuang air itu ke gurun pasir.
Sang Raja berkata, “Tidak ada gunanya bagi seseorang untuk meminum disaat banyak orang sedang kehausan!”

Demikianlah kepemimpinan itu. Anda tidak bisa memperlakukan orang-orang Anda hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan Anda. Anda harus menunjukkan ketulusan dan keteguhan diri Anda dengan sama-sama merasakan apa yang orang Anda rasakan.

Belajar dari Kesalahan

Bila Anda melakukan sesuatu, ada kemungkinan Anda membuat suatu kesalahan. Bila Anda membuat kesalahan, itu adalah hal yang hebat. Karena Anda berkesempatan belajar sesuatu.
Akui kesalahan Anda, teliti dan pelajari secara mendalam. Jawablah kesalaha Anda tersebut. Kesalahan adalah guru yang luar biasa. Dengan mengenal apa yang salah, Anda dibantu untuk menemukan apa yang benar.
Tom Watson, pendiri IBM, tahu persis nilai sebuah kesalahan besar yang merugikan IBM senilai jutaan dollar. Sang pegawai yang dipanggil ke kantor Watson, berkata “Anda pasti mengehendaki saya mengundurkan diri”. Jawab Watson, “Anda pasti bercanda. Saya baru saja menghabiskan 10 juta dollar untuk mendidik Anda…”
Orang yang berbakat sukses, akan belajar dari apapun yang terjadi, termasuk kesalahan. Bila Anda membuat sebuah kesalahan, hal terbaik adalah mengumpulkan kembai keping-keping yang berserak, dan memerhatikan bagaiman hal itu bisa terjadi.
Jangan menangisi kesalahan. Periksa dan pelajari kesalahan. Selanjutnya menfaatkan pengetahuan baru Anda itu.

Disiplin akan Mengantar Anda

Tanpa disiplin diri, Anda akan berhadapan dengan banyak hal yang mungkin tidak bisa Anda capai. Mungkin Anda bisa bergerak sebentar dengan mengandalkan semangat, kecerdasan, dan hasrat. Tetapi, cepat atau lambat Anda akan berhadapan dengan sesuatu yang tidak bisa Anda raih tanpa adanya disiplin.
Kita cenderung menganggap disiplin dalam konotasi negatif, yang ditempatkan bertetangga dengan kata “hukuman”. Namun, sadarkah Anda, bahwa satu-satunya disiplin yang negatif, hanya bila hal itu dilakukan oleh orang lain kepada Anda? Disiplin diri ssebaliknya, adalah sepenuhnya positif dan mendukung.
Anda diberi pilihan. Anda dapat mengabaikan disiplin diri dan menunggu didisiplinkan orang lain, yang terkadang keras dan menyakitkan. Atau mendisiplinkan diri, yang akan dibayar oleh banyak pencapaian.

Kasih Sayang

Apalah artinya perbedaan dibandingkan dengan banyaknya persamaan diantara kita. Bukankan kita sama-sama membutuhkan sesuap nasi tanak dan seteguk air segar demi memenuhi lapar dan dahaga? Kita juga sama-sama menangis di kala sedih dan tertawa di saat gembira. Kita sama-sama gemetar sewaktu ketakutan melanda serta tergelak ketika kegembiraan menerpa. Kita sama-sama berkeringat di bawah terik matahari, dan menggigil ditelan dinginnya malam. Tidakkah kita melihat begitu banyak persamaan di antara kita sampai-sampai muskil menghitungya?
Lalu mengapa secuil perbedaan yang dipicu oleh keinginan, hasrat, dan nafsu menyangsikan semua kesamaan kita? Mengapa kita, seolah memiliki lebih banyak waktu untuk mengais-ais perbedaan, menggoreskan garis pemisah, memancang bendera ami dan kau?
Tidak cukupkah satu persamaan di antara kita memupuskan kegigihan untuk mempertahankan warna-warna itu? Bukankah kita sama-sama membutuhkan kasih sayang?

Kesempatan yang Tersembunyi

Bila Anda tak pernah melakukan kesalahan, ada baiknya Anda melihat lagi langkah Anda. Jangan-jangan Anda tak melangkah setapak pun. Kesalahan memang tak mengenakkan, namun seorang optimis lebih banyak belajar dari kesalahan daripada dari keberhasilan. Kesalahan menuntun Anda untuk mempelajari kembali sesuatu yang terjadi. Bukan cuma itu, kesalahan memimpin Anda untuk memgambil tindakan yang lebih baik.
Kesalahan adalah kawan baik yang mengatakan secara samar apa yang harus Anda kerjakan. Lihatlah kesalahan apa adanya. Jauhkan prasangka, kesedihan, dan ratapan bila kesalahan menimpa Anda. Karena, di balik kesalahan tersimpan kesempatan yang tersembunyi.
Colombus melakukan “kesalahan” yang besar dalam perjalanannya mencari jalur ke India, yaitu menemukan benua America. Namun bertahun-tahun kemudian, jutaan orang mengikuti “kesalahan” tersebut untuk menuai kemakmuran hidup mereka. Masihkah Anda menggapnya sebagai kesalahan?

Kesempatan Terbaik

Kesempatan adalah waktu, karena ia hanya datang sekali. Kesempatan adalah peluang, karena Anda dapat mengambil atau mengabaikannya. Kesempatan adalah keluasan, karena ia membuka jalan-jalan baru di masa depan. Di hadapan Anda berjajar pintu-pintu kesempatan tak terhingga yang terbuka lebar. Anda hanya bisa memilih satu dan tak ada jalan kembali. Karenanya, putuskanlah yang terbaik bagi Anda. Nasib tidak memihak pada siapa-siapa, melainkan pada keputusan Anda.
Kata pepatah, matahari pagi tak akan terbit dua kali untuk membangunkan orang yang tertidur nyenyak. Kesempatan pun tak akan mengetuk dua kali agar Anda mau membukakakn pintu keputusan Anda. Bila, toh ia datang lagi, ia menampakkan wajah yang berbeda. Dan, kesempatan terbaik yang Anda miliki adalah hidup yang hanya sekali ini. Pergunakanlah, bukan hanya sebaik-baiknya, namun yang terbaik-baiknya.

Lihatlah Kebaikan Orang Lain

Anjuran ini sama sekali tidak bermaksud agar Anda selalu menyenangkan orang lain, karena sebenarnya Anda tidak akan mampu melakukan hal itu.
Namun agar hidup Anda lebih produktif, lebih efektif, dan lebih ringan.
Bila semua orang senang mencari-cari sisi buruk orang lain, maka dunia akan penuh dengan kebingungan. Anda akan berhadapan dengan puluhan nasihat, ratusan saran, bahkan ribuan caci-maki.
Hal ini berlaku pula pada diri Anda.
Selalu melihat keburukan orang lain, membuat hidup Anda menjadi kusam. Sedangkan dengan melihat kebaikan orang lain, hidup menjadi menyenangkan.
Anda akan mempunyai lebih banyak waktu untuk menikmatinya.
Kulit jeruk terasa pahit. Sedangkan isi jeruk terasa manis menyegarkan. Bukankah kita belajar dari alam?
Kita mengupas dan menyingkirkan kulit jeruk yang pahit untuk mereguk kesegaran buah jeruk. Kita tak menyukai keburukan, maka singkirkan.
Jika mencari kebaikan, maka carilah. Dan temukan itu pada setiap orang yang hadir dalam hidup Anda.

Memeberi Tanpa Pertimbangan

Cobalah untuk mengawali hari Anda dengan niat untuk memberi. Mulailah dengan sesuatu yang kecil yang tak terlali berharga di mata Anda. Mulailah dari uang receh. Kumpulkan beberapa receh yang mungkin tercecer di kamar Anda, hanya untuk satu tujuan, diberikan. Apakah Anda sedang berada di bis kota yang panas, lalu datang pengamen yang bernyanyi dengan suara yang tidak Anda sukai, atau saat Anda sedang berada di mobil yang ber-AC sejuk, lalu ada sepasang tangan mengetuk meminta-minta. Tak peduli bagaimana pendapat Anda tentang kemalasan, kemiskunan, dan lain sebagainya. Tak perlu banyak pikir, segera beri satu atau dua keping pada mereka.
Barangkali ada rasa enggan dan kesal. Tekanlah perasaan itu seiring dengan pemberian Anda. Bukankah, tak seorang pun ingin menjadi pengemis? Ingat, kali ini Anda sedang “melatih diri” melalui telapak tangan Anda dengan sesuatu bernama kasih sayang.
Memberi tanpa pertimbangan bagai menyingkirkan batu penghambat arus. Arus sungai adalah rasa kasih dalam diri sedangkan batu adalah kepentingan yang berpusat pada diri sendiri. Sesungguhnya yang terpenting bukanlah receh atau berlian yang Anda berikan, tapi kemurahan hati Anda kepada sesama itu.

Mengahadapi Tantangan

Bukan apa yang terlihat dipenampakkan, melainkan diri dalam Anda yang jauh lebih berharga. Penampilan dari luar mudah dibeli. Padahal kekuatan Anda tertanam di dalam diri melalui perjalanan hidup yang panjang, terjal, dan licin. Sesuatu yang Anda alami sehari-hari.
Jujurlah pada diri sendiri. Luruhkan sedikit demi sedikit topeng-topeng semu yang Anda kenakan. Ketidakjujuran mungkin tempat berlindung yang baik, namun sama sekali bukan tempat tinggal yang menenteramkan.
Tikus yang mengaum bagai singa tetap saja lari menghindari terkaman kucing. Dua petinju yang saling bertatapan tajam harus mengalahkan kegetaran hatinya terlebih dahulu. Bukan kerasnya tulang atau besarnya otot, namun tergarnya hati yang mampu mengalahakan kegetaran Anda.
Jangan takut untuk menghadapi tantangan yang terbentang di hadapan. Sesulit apapun masalah, ia takkan melebihi kemampuan Anda untuk memikulnya. Ayo, selesaikan semua persoalan. Untuk itulah Anda berasa di sini.

Misi Hidup dalam Sebuah Kerja

Seorang wanita tua, bertubuh gemuk, dengan senyum jenaka di sela-selam pipinya yang bulat, duduk menggelar nasi bungkus dagangannya. Segera saja beberapa pekerja bangunan dan kuli angkut yang sudah menunggu sejak tadi mengerubungi dan membuatnya sibuk meladeni. Bagi mereka menu dan rasa bukan soal, yang terpenting adalah harganya yang luar biasa murah.
Hampir-hampir mustahil ada orang yang bisa berdagang dengan harga sedemikian rendah. Lalu apa untungnya? Wanita itu terkekeh menjawab, “Bisa numpsng makan dan beli sedikit sabun”. Tapi bukankah ia bisa menaikkan harga sedikit? Sekali lagi ia terkekeh, “Lalu bagaimana kuli-kuli itu bisa beli? Siapa yang mau menyediakan sarapan buat mereka?” katanya sambil menunjukkan para lelaki yang kini berlompatan ke atas truk pengantar mereka ke tempat kerja.
Ah! Betapa cantiknya, bila sebongkah misi hidup dipadukan dalam sebuah kerja. Orang-orang yang memahami benar kehadiran karyanya. Sebagaimana wanita tua di atas, yang bekerja demi setitik kesejahteraan hidup manusia, adalah tiang penyangga yang menahan langit agar tidak runtuh. Merekalah beludru halus yang membuat jalan hidup yang tampak keras berbatun ini menjadi lembut bahkan mengobati luka. Bukankah demikian tugas kita dalam kerja, menghadirkan secercah kesejahteraan bagi sesama.


0 komentar:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com