Arti Sebuah Kepemimpinan
Alexander
The Great, atau yang lebih dikenal juga dengan nama Iskandar Zulkarnaen, adalah
raja Romawi yang sangat terkenal dengan kepemimpinannya.
Suatu
waktu Alexander The Great memimpin pasukannya melintasi gurun pasir yang panas
dan kering. Setelah hampir dua minggu berjalan, ia dan pasukannya kelelahan dan
hampir mati karena kehausan. Tetapi Alexander tetap memimpin pasukannya untuk
terus berjalan penuh semangat.
Pada
siang yang terik, dua orang pasukannya datang menemui Alexander dengan membawa
semangkuk air yang telah kerontang. Kolam air itu kering dan hanya ada sedikit
ait yang tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh pasukan. Melihat hal
ini, Alexander membuang air itu ke gurun pasir.
Sang
Raja berkata, “Tidak ada gunanya bagi seseorang untuk meminum disaat banyak
orang sedang kehausan!”
Demikianlah
kepemimpinan itu. Anda tidak bisa memperlakukan orang-orang Anda hanya sebagai
alat untuk mencapai tujuan Anda. Anda harus menunjukkan ketulusan dan keteguhan
diri Anda dengan sama-sama merasakan apa yang orang Anda rasakan.
Belajar dari Kesalahan
Bila
Anda melakukan sesuatu, ada kemungkinan Anda membuat suatu kesalahan. Bila Anda
membuat kesalahan, itu adalah hal yang hebat. Karena Anda berkesempatan belajar
sesuatu.
Akui
kesalahan Anda, teliti dan pelajari secara mendalam. Jawablah kesalaha Anda
tersebut. Kesalahan adalah guru yang luar biasa. Dengan mengenal apa yang
salah, Anda dibantu untuk menemukan apa yang benar.
Tom
Watson, pendiri IBM, tahu persis nilai sebuah kesalahan besar yang merugikan
IBM senilai jutaan dollar. Sang pegawai yang dipanggil ke kantor Watson,
berkata “Anda pasti mengehendaki saya mengundurkan diri”. Jawab Watson, “Anda
pasti bercanda. Saya baru saja menghabiskan 10 juta dollar untuk mendidik Anda…”
Orang
yang berbakat sukses, akan belajar dari apapun yang terjadi, termasuk
kesalahan. Bila Anda membuat sebuah kesalahan, hal terbaik adalah mengumpulkan
kembai keping-keping yang berserak, dan memerhatikan bagaiman hal itu bisa
terjadi.
Jangan
menangisi kesalahan. Periksa dan pelajari kesalahan. Selanjutnya menfaatkan
pengetahuan baru Anda itu.
Disiplin akan Mengantar Anda
Tanpa
disiplin diri, Anda akan berhadapan dengan banyak hal yang mungkin tidak bisa
Anda capai. Mungkin Anda bisa bergerak sebentar dengan mengandalkan semangat,
kecerdasan, dan hasrat. Tetapi, cepat atau lambat Anda akan berhadapan dengan
sesuatu yang tidak bisa Anda raih tanpa adanya disiplin.
Kita
cenderung menganggap disiplin dalam konotasi negatif, yang ditempatkan bertetangga
dengan kata “hukuman”. Namun, sadarkah Anda, bahwa satu-satunya disiplin yang
negatif, hanya bila hal itu dilakukan oleh orang lain kepada Anda? Disiplin
diri ssebaliknya, adalah sepenuhnya positif dan mendukung.
Anda
diberi pilihan. Anda dapat mengabaikan disiplin diri dan menunggu didisiplinkan
orang lain, yang terkadang keras dan menyakitkan. Atau mendisiplinkan diri,
yang akan dibayar oleh banyak pencapaian.
Kasih Sayang
Apalah
artinya perbedaan dibandingkan dengan banyaknya persamaan diantara kita.
Bukankan kita sama-sama membutuhkan sesuap nasi tanak dan seteguk air segar
demi memenuhi lapar dan dahaga? Kita juga sama-sama menangis di kala sedih dan
tertawa di saat gembira. Kita sama-sama gemetar sewaktu ketakutan melanda serta
tergelak ketika kegembiraan menerpa. Kita sama-sama berkeringat di bawah terik
matahari, dan menggigil ditelan dinginnya malam. Tidakkah kita melihat begitu
banyak persamaan di antara kita sampai-sampai muskil menghitungya?
Lalu
mengapa secuil perbedaan yang dipicu oleh keinginan, hasrat, dan nafsu
menyangsikan semua kesamaan kita? Mengapa kita, seolah memiliki lebih banyak
waktu untuk mengais-ais perbedaan, menggoreskan garis pemisah, memancang
bendera ami dan kau?
Tidak
cukupkah satu persamaan di antara kita memupuskan kegigihan untuk
mempertahankan warna-warna itu? Bukankah kita sama-sama membutuhkan kasih
sayang?
Kesempatan yang Tersembunyi
Bila
Anda tak pernah melakukan kesalahan, ada baiknya Anda melihat lagi langkah
Anda. Jangan-jangan Anda tak melangkah setapak pun. Kesalahan memang tak
mengenakkan, namun seorang optimis lebih banyak belajar dari kesalahan daripada
dari keberhasilan. Kesalahan menuntun Anda untuk mempelajari kembali sesuatu
yang terjadi. Bukan cuma itu, kesalahan memimpin Anda untuk memgambil tindakan
yang lebih baik.
Kesalahan
adalah kawan baik yang mengatakan secara samar apa yang harus Anda kerjakan.
Lihatlah kesalahan apa adanya. Jauhkan prasangka, kesedihan, dan ratapan bila
kesalahan menimpa Anda. Karena, di balik kesalahan tersimpan kesempatan yang
tersembunyi.
Colombus
melakukan “kesalahan” yang besar dalam perjalanannya mencari jalur ke India,
yaitu menemukan benua America. Namun bertahun-tahun kemudian, jutaan orang
mengikuti “kesalahan” tersebut untuk menuai kemakmuran hidup mereka. Masihkah
Anda menggapnya sebagai kesalahan?
Kesempatan Terbaik
Kesempatan
adalah waktu, karena ia hanya datang sekali. Kesempatan adalah peluang, karena
Anda dapat mengambil atau mengabaikannya. Kesempatan adalah keluasan, karena ia
membuka jalan-jalan baru di masa depan. Di hadapan Anda berjajar pintu-pintu
kesempatan tak terhingga yang terbuka lebar. Anda hanya bisa memilih satu dan
tak ada jalan kembali. Karenanya, putuskanlah yang terbaik bagi Anda. Nasib
tidak memihak pada siapa-siapa, melainkan pada keputusan Anda.
Kata
pepatah, matahari pagi tak akan terbit dua kali untuk membangunkan orang yang
tertidur nyenyak. Kesempatan pun tak akan mengetuk dua kali agar Anda mau
membukakakn pintu keputusan Anda. Bila, toh ia datang lagi, ia menampakkan
wajah yang berbeda. Dan, kesempatan terbaik yang Anda miliki adalah hidup yang
hanya sekali ini. Pergunakanlah, bukan hanya sebaik-baiknya, namun yang
terbaik-baiknya.
Lihatlah Kebaikan Orang Lain
Anjuran
ini sama sekali tidak bermaksud agar Anda selalu menyenangkan orang lain,
karena sebenarnya Anda tidak akan mampu melakukan hal itu.
Namun
agar hidup Anda lebih produktif, lebih efektif, dan lebih ringan.
Bila
semua orang senang mencari-cari sisi buruk orang lain, maka dunia akan penuh
dengan kebingungan. Anda akan berhadapan dengan puluhan nasihat, ratusan saran,
bahkan ribuan caci-maki.
Hal
ini berlaku pula pada diri Anda.
Selalu
melihat keburukan orang lain, membuat hidup Anda menjadi kusam. Sedangkan
dengan melihat kebaikan orang lain, hidup menjadi menyenangkan.
Anda
akan mempunyai lebih banyak waktu untuk menikmatinya.
Kulit
jeruk terasa pahit. Sedangkan isi jeruk terasa manis menyegarkan. Bukankah kita
belajar dari alam?
Kita
mengupas dan menyingkirkan kulit jeruk yang pahit untuk mereguk kesegaran buah
jeruk. Kita tak menyukai keburukan, maka singkirkan.
Jika
mencari kebaikan, maka carilah. Dan temukan itu pada setiap orang yang hadir
dalam hidup Anda.
Memeberi Tanpa Pertimbangan
Cobalah
untuk mengawali hari Anda dengan niat untuk memberi. Mulailah dengan sesuatu
yang kecil yang tak terlali berharga di mata Anda. Mulailah dari uang receh.
Kumpulkan beberapa receh yang mungkin tercecer di kamar Anda, hanya untuk satu
tujuan, diberikan. Apakah Anda sedang berada di bis kota yang panas, lalu
datang pengamen yang bernyanyi dengan suara yang tidak Anda sukai, atau saat
Anda sedang berada di mobil yang ber-AC sejuk, lalu ada sepasang tangan
mengetuk meminta-minta. Tak peduli bagaimana pendapat Anda tentang kemalasan,
kemiskunan, dan lain sebagainya. Tak perlu banyak pikir, segera beri satu atau
dua keping pada mereka.
Barangkali
ada rasa enggan dan kesal. Tekanlah perasaan itu seiring dengan pemberian Anda.
Bukankah, tak seorang pun ingin menjadi pengemis? Ingat, kali ini Anda sedang
“melatih diri” melalui telapak tangan Anda dengan sesuatu bernama kasih sayang.
Memberi
tanpa pertimbangan bagai menyingkirkan batu penghambat arus. Arus sungai adalah
rasa kasih dalam diri sedangkan batu adalah kepentingan yang berpusat pada diri
sendiri. Sesungguhnya yang terpenting bukanlah receh atau berlian yang Anda
berikan, tapi kemurahan hati Anda kepada sesama itu.
Mengahadapi Tantangan
Bukan
apa yang terlihat dipenampakkan, melainkan diri dalam Anda yang jauh lebih
berharga. Penampilan dari luar mudah dibeli. Padahal kekuatan Anda tertanam di
dalam diri melalui perjalanan hidup yang panjang, terjal, dan licin. Sesuatu
yang Anda alami sehari-hari.
Jujurlah
pada diri sendiri. Luruhkan sedikit demi sedikit topeng-topeng semu yang Anda
kenakan. Ketidakjujuran mungkin tempat berlindung yang baik, namun sama sekali
bukan tempat tinggal yang menenteramkan.
Tikus
yang mengaum bagai singa tetap saja lari menghindari terkaman kucing. Dua
petinju yang saling bertatapan tajam harus mengalahkan kegetaran hatinya terlebih
dahulu. Bukan kerasnya tulang atau besarnya otot, namun tergarnya hati yang
mampu mengalahakan kegetaran Anda.
Jangan
takut untuk menghadapi tantangan yang terbentang di hadapan. Sesulit apapun
masalah, ia takkan melebihi kemampuan Anda untuk memikulnya. Ayo, selesaikan
semua persoalan. Untuk itulah Anda berasa di sini.
Misi Hidup dalam Sebuah Kerja
Seorang
wanita tua, bertubuh gemuk, dengan senyum jenaka di sela-selam pipinya yang
bulat, duduk menggelar nasi bungkus dagangannya. Segera saja beberapa pekerja
bangunan dan kuli angkut yang sudah menunggu sejak tadi mengerubungi dan
membuatnya sibuk meladeni. Bagi mereka menu dan rasa bukan soal, yang
terpenting adalah harganya yang luar biasa murah.
Hampir-hampir
mustahil ada orang yang bisa berdagang dengan harga sedemikian rendah. Lalu apa
untungnya? Wanita itu terkekeh menjawab, “Bisa numpsng makan dan beli sedikit
sabun”. Tapi bukankah ia bisa menaikkan harga sedikit? Sekali lagi ia terkekeh,
“Lalu bagaimana kuli-kuli itu bisa beli? Siapa yang mau menyediakan sarapan
buat mereka?” katanya sambil menunjukkan para lelaki yang kini berlompatan ke
atas truk pengantar mereka ke tempat kerja.
Ah!
Betapa cantiknya, bila sebongkah misi hidup dipadukan dalam sebuah kerja.
Orang-orang yang memahami benar kehadiran karyanya. Sebagaimana wanita tua di
atas, yang bekerja demi setitik kesejahteraan hidup manusia, adalah tiang
penyangga yang menahan langit agar tidak runtuh. Merekalah beludru halus yang
membuat jalan hidup yang tampak keras berbatun ini menjadi lembut bahkan
mengobati luka. Bukankah demikian tugas kita dalam kerja, menghadirkan secercah
kesejahteraan bagi sesama.
0 komentar:
Post a Comment